Mahasiswa. Seseorang yang bisa dikatakan intelek ternyata punya kisah tersendiri yang menarik untuk diperdebatkan. Kegiatan rutin kuliah, belum lagi tugas dari dosen (entah itu presentasi, laporan, ataupun lainnya) seakan sudah menjadi pengetahuan umum. Dari kondisi tersebut, mahasiswa dituntut untuk bisa mengatur waktu agar mereka bisa survive di dunia kuliahnya. Begitu sering dijumpai mahasiswa yang sakit bahkan ada yang sampai diopname akibat jadwal kuliah yang terlalu padat dari pagi hingga sore bahkan hingga malam hari. Tidak jarang pula mahasiswa yang stress gara-gara kuliahnya hingga akhirnya mengundurkan diri.
Di lingkungan FMIPA sendiri peristiwa ini begitu fenomenal. Hampir setiap tahun ada mahasiswa yang mengundurkan diri akibat masalah tersebut terutama pada semester awal. Hal ini dikarenakan mahasiswa yang belum bisa beradaptasi dengan suasana baru di dunia kampus. Mereka menganggap bahwa dirinya tidak mampu lagi untuk melanjutkan kuliah hingga akhirnya menyerah tanpa syarat.
Kehidupan mahasiswa yang berasal dari luar kota (mahasiswa rantau) lebih parah lagi. Mereka tidak hanya dihadapkan pada masalah tersebut, tetapi juga mencakup masalah keuangan. Dengan keadaan “dopis” (dompet tipis), mereka harus memutar otak mengerjakan PR tentang bagaimana cara me-manage uang mereka masing-masing. Sebuah lagu berjudul mahasiswa rantau yang dinyanyikan oleh … cukup bisa mewakili kehidupan sehari-hari mereka. “mahasiswa rantau makan tak teratur. Senin makan, selasa puasa. Rabu ngutang, eh kamis dibayar. Jumat lapar lagi”, begitulah kira-kira sebagian liriknya.
Namun, tidak semua dari mahasiswa rantau yang mengalami nasib serupa. Mereka yang notabenenya berasal dari keluarga tajir tidak pernah merasakan hal tersebut. Dengan fasilitas yang disediakan oleh keluarga, mereka tak perlu lagi capek-capek mengurus keuangannya. Namun dengan fasilitas itu pula, kadang mereka cenderung lupa akan kuliahnya karena terbuai dengan kehidupannya yang jauh dari pengawasan orang tua. Apalagi jika berada dalam lingkungan yang tak ”sehat”, bisa-bisa nggak pernah mikirin yang namanya kuliah lagi. Presensi sering nitip ke temen, kalau datang ke kampus sering tidak mandi, di kelas ngobrol yang tidak perlu, jago nyontek tugas atau laporan dan lain-lain.
Jika ditelusuri tentang semua penyebab masalah tersebut, hampir tidak memiliki titik temu. Semuanya memiliki andil mulai dari diri sendiri, temen se-kampus, temen cangkrukan, keluarga maupun masyarakat.
Dari semua masalah tersebut diatas perlu diulas kembali masalah tujuan mahasiswa itu sendiri. Apakah hanya sekedar mencari teman baru, ijazah atau mencari ilmu hingga bisa bekerja sesuai yang diharapkan. Jika hal ini sudah dilakukakan perlu adanya kesadaran dari diri mahasiswa itu sendiri demi mewujudkan cita-cita tersebut secara riil di kehidupannya kelak. Jika mahasiswa sudah berhasil meraih cita-citanya, keluarga, temen bahkan masyarakat akan turut bangga dengan semua itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar